Senin, 21 September 2020

BAHTSUL MASAIL PCNU KOTA KRAKSAAN

KRAKSAAN-LBMNU PCNU Kota Pasuruan menghadiri Undangan Bahtsul Masail PCNU Kota Kraksaan yang diselenggarakan di Aula bin Hasan Pondok Pesantren HATI Toroyyan Rangkang Kraksaan. Turut hadir dalam acara Bahtsul masail KH. Syafrudin Syarif Katib Syuriah PWNU Jawa Timur serta peserta






dari PCNU Kota/Kabupaten Probilinggo, PCNU Bangil, PCNU Kabupaten Pasuruan dan Pondok pesantren wilayah Kota/Kabupaten Probolinggo. Acara Bahtsul Masail ini bagian dari rangkaian Konferensi Cabang PCNU Kota Kraksaan ke XIII dan pelaksanaannya tetap menerapkan protocol  kesehatan disetiap kegiatan.

Bahtsul Masail ini di inisiasi dari pertanyaan/permintaan dari masyarakat bagaimana islam memandang COVID -19 apakah termasuk ujian, musibah ata uadzab, dimana di Indonesia terdapat ribuan orang yang menjadi korban terpapar Covid 19 dan bagaimana cara meminimalisir/mencegah penularan, sehingga PCNU Kota Kraksaan mengambil topic pertanyaan Bahtsul Masail sebagai beritkut :

1.     Dalam pandangan Islam, fenomena pandemic tesebut apakah merupakan ujian, musibah atau adzab dari Allah SWT ?

2.       Bagaimana solusinya agar terhindar dari pandemic Covid 19?

Bahtsul masail ini diawali denagan pemaparan 4 Pilar Kebangsaan oleh Drs. H. Hasan  Aminuddin , M.Si selaku wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang menekankan pentingnya warga Nahdliyin menjadi garda terdepan dalam berpendapat dan jangan terjebak pendapat orang lain. Ini musibah kata K.H Nazaruddin beliau menambahkan dan berdasarkan instruksi presiden, Nahdlatul ulama’ memutuskan wajib hukumnya memakai masker untuk mencegah wabah. Sebelum mengakhiri paparannya Bapak Hasan membuka secara resmi acara LBM dengan ucapan Basmalah.

Sebelum Bahtsul Masail dimulai ketua LBM NU Kraksaan memberikan kesempatan kepada tim ahli yakni 3 dokter penangan Covid 19 di Kota/kKabupaten Probolinggo dan 1 di antaranya adalah dokter Spesialis Patologi Klinik Dr. Izzuki Muhashonah Sp.PK. Dari paparan 3 tim ahli menjelaskan terkait jenis mutasi virus covid 19, cara penyebaran dan penularan dan gejala-gejala yang timbul ketika terpapar virus covid 19 serta memaparkan jenis yang belum ada vaksin dan ada vaksin yang di kembangkan. Gejala Covid-19 ada yang di kenal dengan asimtomatik adalah suatu penyakit yang sudah positif diderita oleh seseorang, tetapi tidak memberikan gejala klinis apapun dan simtomatik yaitu memiliki gejala; ringan, sedang dan berat. Salain itu para ahli memaparkan bahwa gejala itu tidak hanya menyerang pernafasan saja tetakpi otak, mata, hidung, jantung, hati, perut, usus, ginjal dan saraf. Para ahli juga berpesan kepada peserta Bahtsul Masail selaku tokoh masyarakat, ustad, Kiai dan juga pengurus Nahdlatul Ulama di wilayah masing-masing agar memberikan pemahaman tentang virus corona dan bahayanya dan menjadi contoh kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protocol kesehatan dalam segala kegiatan.

Dalam kesempatan ini perwakilan LBMNU Kota Pasuruan Ustadz Mufid Kholilullah memaparkan hasil rumusan beserta refrensinya bahwa dalam pendangan Islam, fenomena pandemic merupakan musibah yang harus dilewati dengan kesabaran dan bertawakal kepada Allah SWT. Adapun KH. Suud Abdullah selaku Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Pasuruan yang ikut hadir dalam pembahasan mensetujui  pendapat di atas.

Dari berbagai jawaban yang disampaikan oleh peserta Bahtsul Masail perumus mengambil keputusan dan hasil bahwasannya:

“Pertanyaan pertama yang dibahas yakni dalam pendangan Islam, fenomena pandemic tesebut apakah merupakan ujian, musibah atau adzab dari Allah SWT? Peserta bahtsul masail sepakat menjawab :

•Pertama, jika Covid-19 menimpa orang-orang yang sholeh, taqwa kepada Allah SWT, maka Covid-19 merupakan cobaan dari Allah SWT atau, bias jadi hal tersebut untuk memuliakan pangkat atau tingkat kesholehan dari orang  tersebut.

•Jika Covid 19 menimpa ahli maksiat/orang durhaka maka para ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama mengatakan sebagai cobaan. Hal ini didasari factor husnudhdhon kepada Allah SWT dengan sebuah pandangan bahwa dunia bukan tempatnya balasan amal (berdasarkan pendapat Ar-Razi dalam Mafatih Al-Ghoib). Pendapat kedua mengatakan sebagai azab. Namun peserta siding bahtsul masail lebih memilih pendapat pertama.

Pertanyaan kedua yang dibahas, bagaimana solusi agar terhindar dari Covid-19? Peserta bahtsul masail sepakat menjawab pentingnya ikhtiar secara dzohir dan batin. Kaum muslimin diharap berikhtiar dengan 3 hal: Iman, imun dan aman. Iman sebagai langkah ikhtiar batin, sedangkan imun sebagai langkah ikhtiar dzohir. Bila kedua itu tercipta akan menimbulkan rasa aman.

“Secara batin, berikhtiar dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara memperbanyak dzikir dan meminta ampunan dari Allah SWT, serta memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan bersedekah”.

“Semoga hasil Bahtsul masail yang dilaksanakan PCNU Kota Kraksaan menjadi landasan kita sebagai warga Nahdliyin untuk selalu mawas diri menghadkapi situasi pandemic saat ini dan sebagai motivasi untuk LBMNU Kota Pasuruan agar dapat menyelenggarakan Bahtsul Masail tingkat Pasuruan dan Probolinggo Raya,” ungkap Ustadz H. Muhaimmin selaku sekretaris LBMNU Kota pasuruan.


1 komentar: